Tentang sampah-sampah



"Biarin aja sampahnya. Ngapain dibuang? Udah ada OB-nya" 

Sentence i hate the most is often coming out after dine in cafe or food court. Kenapa punya mental "ih enak aja kalo dia dibantu buat buang sampah. Terus kerjaannya dia jadi enak gitu? Dia dibayar kali" 

Itu betul, nggak salah. Tapi perlu diketahui bahwa sampah yang terbuang itu hasil kotoran dari apa yang kamu konsumsi sebelumnya. Jadi kamu punya kewajiban untuk bertanggung jawab dengan membuangnya ke tempat yang seharusnya. Gampang kan? Sayangnya nggak semua orang diberkahi common sense model begini.

Thanks to tandif activity. Membiasakan diri ini untuk patuh dan belajar ringan tangan buat ngurusin sampah yang keliatan di sekitar. Kalo dibilang bersih banget ya enggak, aku masih ignorant kadang kalo dilingkungan sendiri (macem kamar) tapi itu impactnya ke aku sendiri kan? Semisal ruangan bersemut gara-gara lupa buang bungkus makanan.

Nah kalo di ruang publik? Ruginya buat semua. Mungkin aneh liat aku ambil lap dan bersihin meja kantin. Ya aku nggak suka aja makan di tempat kotor bekas orang-orang yang nggak aku kenal makan di sana. Syukur-syukur kalo orangnya sehat? (dan aku masih tetep jijik di sini) nah kalo enggak? Wow double rugi bukan?

Banyak lho artikel yang bahas soal bahayanya buang sampah sembarangan. Intinya jangan ignorant jadi manusia, tinggal buang sampah di tempatnya apa susahnya? Kalo dibandingin negara luar yang udah canggih (sampah dipilah berdasar kategori basah/kering/dsb) di Indonesia hal kaya gitu cuma berlaku di sebagian tempat aja. Walaupun berlaku juga banyak yang memilih buat nggak peduli dan pura-pura lupa sama sampahnya sendiri.

Ingat bumi itu nanti diwariskan sama anak-cucu dan saudara. Kalo belum bisa ngasih manfaat jangan jadi beban*

(mengutip dari NKCTHI) 

No comments:

Powered by Blogger.